5 Faktor Lingkungan Berakibat Kurangi Produksi Sperma -
Cafe Susu . Jumlah sperma seorang pria memiliki dampak yang besar pada kemampuannya memiliki anak. Sperma yang sedikit dapat membuat pria sulit memiliki keturunan karena tidak mampu membuahi pasangan.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi produksi sperma seorang pria. Faktor medis seperti penyakit varikokel dapat menyebabkan produksi sperma pria turun karena testis mengecil akibat pembengkakkan pembuluh darah. Selain itu penyakit lain seperti kencing nanah (gonorrhea) dan chlamydia juga dapat mempengaruhi vitalitas
sperma.
Tapi di luar kondisi medis tersebut, ada beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi langsung produksi sperma.
1. Bahan Kimia Industri
Bahan kimia seperti benzena, herbisida, pestisida, dan bahan pewarna pada cat tertentu diketahui dapat kurangi jumlah sperma. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Environmental Health Perspectives menemukan ada kandungan pestisida alachlor, atrazine dan diazinon yang tinggi pada 86 responden pria yang memiliki jumlah sperma yang sedikit.
Pestisida dikatakan oleh peneliti kemungkinan besar masuk kedalam tubuh lewat makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari.
2. Asap Polusi
Ekspos yang tinggi terhadap timah atau logam berat lainnya memiliki pengaruh pada produksi sperma. Ekspos yang rendah sekalipun terhadap tembaga dari peralatan sekitar memiliki dampak merusak
sperma.
Umumnya timah masuk ke dalam tubuh dari sisa pembakaran kendaraan bermotor. Sisa pembakaran kendaraan menghasilkan karbon monoksida, timah hitam, dan partikel-partikel lain yang berbahaya bagi kesehatan.
Peneliti Susan Benoff, MD, direktur dari Fertility Research laboratories di New York mengatakan dalam konsentrasi tinggi, timah dapat mengganggu kemampuan sperma melebur dan membuahi sel telur.
3. Radiasi
Pada bulan Januari 2012, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis, Fertility and Sterility, menemukan radiasi WIFI pada laptop berpengaruh pada kesehatan sperma.
Ketua penelitian, Dr Conrado Avendano melaporkan bahwa timnya mengambil contoh semen dari 29 pria dewasa sehat dan menghitung tingkat kematian sperma setelah ditinggalkan 4 jam dalam suhu ruangan. Contoh sperma dibagi menjadi dua kelompok, satu terekspos WIFI dan satu lagi tidak.
Setelah 4 jam Avendano menemukan sebanyak 25 persen sperma kelompok yang terekspos WIFI berhenti bergerak. Sedangkan sperma kelompok yang tidak terekspos hanya berhenti sebanyak 4 persennya.
Selain itu sebesar 9 persen sperma kelompok yang terekspos WIFI diketahui memiliki kerusakan DNA dibandingkan dengan kelompok lain yang hanya menunjukkan kerusakan sebesar 3 persen dari total sperma.
4. Kepanasan
Testis membutuhkan suhu yang tidak terlalu panas untuk memproduksi sperma. Berlama-lama sauna, menaruh laptop di paha, dan memakai celana dalam yang ketat dapat mengganggu
produksi sperma.
seksolog dr Andri Wanananda, MS, mengatakan sebaiknya gunakan celana dalam yang longgar untuk menciptakan suhu yang nyaman. "Sebaiknya, tidur dengan celana dalam longgar atau tanpa celana dalam," kata dr Andri memberikan saran.
5. Bersepeda
Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Spanyol membandingkan tiga atlit olahraga dari cabang renang, lari, dan sepeda. Ketua penelitian, Professor Diana Vaamonde membandingkan aspek morfologis sperma dari atlit tersebut.
Dari 15 atlit yang diteliti, Vaamonde menemukan bahwa sperma atlit sepeda lebih memiliki banyak kecacatan fisik. Atlit yang mengayuh 300 kilometer dalam seminggu hanya memiliki 4 persen jumlah sperma normal yang dapat mengakibatkan masalah fertilitas.
Baca juga
Hati hati Trend Baru Sex Selfie dan
4 Tanda Istri Jenuh dengan Kehidupan Seksnya. Anda sedang membaca
5 Faktor Lingkungan Berakibat Kurangi Produksi Sperma.