• Facebook
  • Twitter
  • Google Plus
  • Contact

Cafe Susu

Cari dan Temukan SUSU yang anda inginkan di sini

  • Home
  • Foto
  • Kesehatan
  • Majalah
  • Sex
  • Tips Trik
  • Kontak Admin
Home » Cerita Dewasa » Sex » 70% Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA Sudah Tidak Perawan

70% Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA Sudah Tidak Perawan

Posted by Cafe Susu
34 Comments
Cerita Dewasa, Sex
Rabu, 03 September 2014

70% Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA Sudah Tidak Perawan - Cafe susu . Mungkin judul artikel di atas terkesan bombastis dan impossible.Akan tetapi jika kita melanjutkan membaca dan mencoba berfikir realistis, maka hal tersebut merupakan perkara yang kemungkinan benarnya sangat tinggi.Artikel ini saya buat memang tidak berdasarkan bukti tertulis ataupun hasil tes medis mengenai status virginitas (keperawanan)mahasiswi UIN Jogja.Ulasan ini dibuat berdasarkan penulusuran pribadi dan hasil wawancara terbatas dengan sumber penulis maupun rekan-rekannya.

70% Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA Sudah Tidak Perawan
Munculnya angka 70% juga merupakan rekomendasi dari sumber penulis yang sampai saat ini masih menjadi mahasiswa aktif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sedangkan saya sendiri merupakan alumni dari salah satu fakultas perguruan tinggi Islam tersebut. Penulusuran saya bermula dari kecurigaan (dan kekhwatiran saya kalau itu benar) terhadap pola hidup dan kebiasaan temen-temen mahasiswa UIN Jogkja, khususnya temen-temen perempuan. Bermula dari hal yang sangat mudah kita temui, yaitu mahasiswa UIN Jogja yang tidak sholat (atau paling tidak sering bolong, jika hal ini diangkat mungkin angkanya mencapai 90%), kemudianberlanjut ke pergaulan malam, dari warung kopi (tempat nongkrong para aktivis) dan juga cafe serta club. Memang untuk jumlah mahasiswa UIN Jogja yang sering dugembaru sekitar 20% dan anehnya meskipun seringkali petugas menemukan KTM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ketika mereka check in, tidak pernah ada penyebutan kampus UIN dalam parade kampus di club (dalam acara dugeman sering kali disebutkan nama-nama kampus yang datang pada malem itu diiringi dengan teriakan kebanggaan kampus masing-masing). Kecurigaan penulis berlanjut pada mahasiswi-mahasiswi yang sering pulang larut, baik itu nongkrong di warung kopi, dugem, maupun di tempat lainnya.Dari sebuah warung kopi yang sangat prestisius di kalangan aktivist mahasiswa UIN, yaitu Warung Kopi Blandongan, penulis bertemu dengan sumber awalJuni kemarin.Perlu diketahui bahwa sumber penulis merupakan kenalan lama dan sama-sama hidup di organisasi ekstra kampus.Melalui obrolan ringan, penulis mulai melakukan perbincangan dengan sumber dengan tema yang sangat spesifik dan subversif, yaitu tingkat keperawanan mahasiswi UIN Sunan Kalijaga. Dari obrolan itu penulis dapatkan fakta yang cukup mencengangkan, yaitu keluar pernyataan dari sumber (yang faham betul pola hidup mahasiswa/i UIN Jogja) bahwa prakiraan mahasiswi UIN yang pernah bersetubuh mencapai 70%, dengan kata lain sudah tidak perawan.

“Jika langsung ke perkiraan, mahasiswi UIN yang tidak perawan menurut saya sampai 70% dari jumlah seluruhnya.Itu yang perempuan, kalau yang laki-laki, saya belum tahu tapi yang jelas lebih tinggi”, tuturnya. Menurut sumber, banyak faktor yang dapat mendukung perkiraannya tersebut, pertama, banyak mahasiswi UIN yang keluar sampai malam dan tidak bisa pulang ke kos dikarenakan rata-rata kos putri di Jogja tutup jam 9 malam, maka dari itusolusi mereka adalah kos temen, warnet, atau (yang mengerikan) kos cowoknya atau paling tidak temen deket laki-laki mereka (kos putra rata-rata bisa keluar masuk 24 jam dengan sistem pegang kunci masing-masing). Kedua, kampus tidak pernah melakukan pendidikan akhlak dengan baik dan juga tidak pernah melakukan tes keperawanan pada mahasiswinya, baikpada waktu masuk kuliah maupun di waktu kelulusan. Ketiga, dan ini yang paling penting menurut sumber, paham liberalisme di kampus.Paham ini dimasukkan melalui mata kuliah dan merupakan bagian dari kurikulum, hampir di seluruh fakultas.Kebebasan berfikir, demokrasi,kritik agama, sampai pada perilaku budaya-budaya orang eropa-amerika yang bisa dihormati (kata halus dari ditiru).Untuk penyebab ketiga ini, sumber juga menjelaskan bahwa kampus UIN Jogja tidak melakukan pembendungan terhadap arus liberalisasi dan seks bebas yang sedang digencarkan oleh kaum liberalis melalui TV, Majalah, film, dan juga media online. Bahkan kampus UIN Jogja malah melakukan tindakan sebaliknya, yaitu dengan cara membiarkan saja hal itu berjalan. Ditambah lagi UIN Jogja sudah meminimalisir kajian keagamaan dari sumber kitab klasik, ilmu yang diambil kebanyakan dari sarjana kekinian yang faham keagamaannya cenderung liberal dan dangkal.

Penulis kemudian menyakan secara eksplisit fakta yang bisa menunjukkan kebenaran pernyataannya tentang tingkat keperawanan mahasiswa UIN.

“Mas nya pengen kesaksian langsung?” tanyanya simple tanpa beban. Penulis pun mengangguk pelan. Sumber memberikan isyarat untuk menunggu sebentar, sambil langsung berdiri dan bergabung dengan beberapa temannya di sisi lain warung kopi Blandongan. Gelak tawa terjadi antara mereka dan kelihatannya sumber merupakan seorang aktivis dan memiliki pengaruh besar terhadap teman-temannya.Setelah bercengkerama sambil memegangi pundak seorang temannya (untuk menunjukkan persekawanan dan sambil berbisik sebentar), sumber kembali ke tempat duduk penulis beserta teman yang tadi dipeganga pundaknya.

Setelah berjabat tangan dan memperkenalkan nama, kami sepakat bahwa dia akan memberikan kesaksian dengan syarat perlindungan identitas, penulispun menyanggupi tanpa ragu. Berikut cuplikan wawancara dan kesaksiannya dengan sedikit perubahan bahasa tanpa mengurangi substansinya (dalam kesepakatan dia bersedia ditulis dengan inisial A.K).

Pen : Ok, apa yang bisa anda jelaskan mengenai materi kami, saya pikir xxx (saya menyebut nama sumber) telah menjelaskan tentang penelitian saya.

A.K : Identity protection?

Pen : A hundred percent .

A.K :Oke., langsung aja deh, lagian mungkin ada baiknya hal ini diceritakan dan menjadi pelajaran bagi semua. Hampir setiap mahasiswi UIN yang saya kenal (hampir looh, ga semua) pernah tidur sekamar berdua dengan saya.And…, well, jika tanya yang kami lakukan, pikir aja sendiri (penulis serius dengan memandangnya tanpa kedip), Oke.., oke.., kami ciuman, bercumbu, buka baju, buka BH dan seterusnya!

Pen : Seterusnya.., ML Maksudnya?

A.K : Hemm.., ga semua mas. Beberapa mahasiswi (yang baru khususnya), masih sayang ma perawannya.Jadi kadang ya main atas aja, trus palingan nyepong(istilah untuk oral seks). Tapi paling kalau sekarang lebih gampang mas, karena setahu saya yang masuk UIN dengan status TIDAK PERAWAN sudah banyak, mereka ML di waktu SMA atau bahkan SMP.

Pen : Itu hampir semua temen cewek mu yang UIN?

A.K : Yah., Syari’ah, Tarbiyah, Ushuludin, Dakwah.., pokoknya cewek UIN yang pernah deket sama aku bisa dipastikan kedua putingnya udah bau mulutku dan sebagian mulutnya dah pernah nyepong punya gue.

Pen : Kamu mbayar itu?

A.K : Yaa ndak lah mas. Cewek UIN loh banyak yang kebelet buat gituan , ngapa musti mbayar. Yaa… paling temen deket, rayu dikit, ajak main ke kos. Udah itu., bisa dipastikan BH nya ga selamet. Kalau tentang yang mbayar, ntar tanya sendiri ma sumber mas tuhh., dia tahu banyak.(A.K sambil tertawa melihat kearah sumber).

Pen : Kamu pernah ML?, dengan anak UIN maksudnya, tolong ceritakan.

A.K : Heheee.., barang cewek UIN.., pernah mas satu. Begini, hampir cewek UIN yang kenal sama saya, bibir, dada, perutnya ga selamet. Tapi kalau sampai ML ya cuman pernah sama satu orang, meskipun berkali-kali siiih… Prosesnyasama mas dengan yang saya ceritakan tadi, ketemu trus kenalan, sms, janjian buat ketemuan, ajak ke kos. Pertemuan pertama dan kedua masih belum mau, tapi ketiga, insya Allah udah bisa dirasakan tubuhnya. Usut punya usut, ternyata dia memang udah ga perawan, waktu SMA dia sudah pernah ML. Whatever, barangnya masih bagus kok mas., saya aja ampe ketagihan berkali-kali. Hehe… Oh ya mas.., saya pun anak UIN loh..,

Pen : Wow.., (penulis sebenarnya terkejut mendengar kesaksian itu akan tetapi berusaha menerima dengan biasa untuk kepentingan wawancara).

Perbincangan kami masih berlanjut hingga malam, dia menceritakan dengan tanpa beban tentang lika-liku kehidupan mahasiswi UIN Jogja khususnya para aktivist.Sering keluar malam, pergi boncengan dengan teman cowok, bahkan banyak yang sering main ke kamar cowoknya di siang hari. Menjelang jam 12 malam, Blandongan sudah mau tutup, kami pun berjabat tangan dan saling berpamitan untuk mengundurkan diri. Penulis pergi berboncengan dengan sumber dengan pikiran mantap baru saja mendapatkan bahan, tapi dengan hati teriris karena kecurigaan penulis ternyata benar.

Di sekitar UIN Sunan Kalijaga, setidaknya ada empat daerah kos-kosan yang mayoritas penghuninya mahasiswa/I UIN, yaitu Sapen (selatan kampus), Papringan (Timur Laut), Perum POLRI Gowok, dan Demangan. Dari beberapa rumah hunian kos, ada juga yang berjalan dengan sistem dikontrakkan, khususnya di Perum Polri Gowok. Berdasarkan penelusuran penulis, kontrakan ini lah yang sangat ironis dan membahayakan. Hal ini disebabkan, wewenang diserahkan sepenuhnya oleh si pengontrak, jadi nyaris tidak ada control sama sekali dari pihak manapun. Memang ada petugas ronda di malam hari, akan tetapi di siang hari penghuni kontrakan bisa bebas keluar masuk membawa temen perempuan ke dalam kamar mereka. Dengan fakta ini, pembatasan jam 9 sudah tidak artinya, karena pasangan masiswa/I UIN biasanya ngamar di kamar yang cowok di siang hari.

Penulis juga mendapatkan fakta lain yang sangat mengagetkan, yaitu adanya kos perempuan yang bisa menginapkan cowoknya. Dari informasi sumber, penulis mendapatkan informasi bahwa salah satu kos cewek di daerah Sapen (dengan sistem memegang kunci rumah sendiri-sendiri), dapat keluar masuk kapan pun 24 jam, dan sering kali menginapkan pasangannya. Penulis pun penasaran dan mencoba mengajak sumber menelitinya lebih jauh dan ternyata salah satu temen perempuan sumber (mahasiswi Fakultas Dakwah, sebut saja Dewi, bukan nama sebenarnya), adalah penghuni kos yang dimaksud. Dengan niat yang murni untuk penelitian (sekaligus pembuktian), kami pun diizinkan menginap di kamarnya dalam waktu semalam. Sebenarnya penulis kaget dengan respon tersebut, tapi sumber kemudian meyakinkan bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Malam harinya, kami pun datang pukul 7.30 sesuai perjanjian dan langsung masuk kamar Dewi.Penulispun langsung mendapan kejutan pertama, yaitu dengan santainya Dewi mempersilahkan kami masuk sedangkan dirinya hanya berbalut baju tidur warna putih, dengan model ketiak terbuka dan hanya sebatas paha.“Astaghfirullahal ‘adzim” gumam penulis di dalam hati.Kami ngobrol santai di dalam kamar Dewi yang terletak di lantai bawah dengan pintu setengah terbuka. Menurut Dewi, sebagian besar penghuni kos tersebut adalah mahasiswa UIN dari berbagai Fakultas.Di luar kamar, penulis lihat dengan bebasnya pasangan laki-laki dan perempuan keluar masuk kamar mereka. Hingga pukul 9, Dewi pun menyuruh sumber untuk memasukkan motor, sumber pun melakukannya kemudian kembali ke kamar Dewi. Setelah itu, seperti sudah saling mengerti, Dewi pun menutup rapat pintu kamar dengan kami berdua di dalamnya. Tak lama setelah itu, penulis pun pergi ke kamar mandi, sambil berjalan pelan penulis memperhatikan semua kamar yang 2 lantai tersebut. Pintu tertutup, lampunya ada yang menyala ada yang tidak, sebagian masih terdengar suara TV atau pun musik, “Apa yang mereka lakukan?”Tanya penulis di dalam hati. Setelah jam 9 pun pemandangan aneh terjadi di garasi motor. Jelas-jelas itu adalah kos cewek, akan tetapi sepeda motor yang terpakir di sana bukan lah motor feminim, melainkan Ninja RR, Satria FU, Yamaha V-xion, dan beberapa motor standard. Penulis kembali ke kamar, disambut dengan sumber yang sedang bencengkerama tanpa beban dengan tidur dekat (bisa dikatakan bersentuhan) dengan Dewi.Sekitar pukul 11 malam mereka tertidur, penulis pun hanya duduk-duduk di dalam kamar sambil ngotak-ngatik lap top sampai pagi dan kamipun pamitan pulang. Dewi mengantar kami ke depan halaman dengan pakaian yang memperlihatkan seluruh lengan, paha, wajah, rambut, tentu saja BH dan CD nya itu pun ditambah dengan senyum genit. Perlu penulis tegaskan, itu anak UIN Sunan Kalijaga fakultas Dakwah. (Jika ada bantahan dari pihak kampus mengenai hal ini, silahkan buktikan sendiri dengan datang ke kos Putri Sapen, GK-1, no 437 tepat di depan rumah Pak RW dulu. Kos tersebut juga pernah menjadi TKP kasus pembunuhan mahasiswi UIN Fakultas Adab, dengan dugaan mahasiswi tersebut telah hamil di luar nikah).

Penulusaran penulis berlanjut keesokan harinya, yang mana penulis dijanjikan sumber untuk bertemu dengan seorang mucikari yang memiliki “barang” mahasiswi-mahasiswi UIN Jogja.“Haaahh…, ada germo yang punya stok cewek UIN.Maksud mu mahasiswi UIN ada yang berprofesi pelacur?” penulis dengan terkejutnya bertanya kepada sumber. “Ada, mungkin bisa dikatakan banyak, rata-rata tidak kurang dari 10 cewek per-fakultas, jadi kurang lebih 70 orang (UIN jogja memiliki 7 fakultas Syari’ah, Tarbiyah, Adab, Dakwah, Ushuludin, Saintech, dan Isoshum), o yah.., dan kemarin kamu sudah melihat salah satu nya waktu di Blandongan”. Dengan tergeleng-geleng penulispun membonceng motor sumber dan berkendara kearah Bantul. 40 menit perjalan, kami pun masuk ke sebuah perumahan elit dan berhenti di depan sebuah rumah yang berukuran besar (mohon maaf, sumber melarang memasukkan alamat dan nomer rumah tersebut). Kami turun dan membunyikan bel, disambut dengan hangat oleh seorang pria paruh baya yang nampaknya memiliki hubungan sangat akrab dengan sumber. Dalam artikel ini, bapak tersebut sepakat ditulis dengan nama Arjuna. Setelah duduk dan berbasa-basi, sumber langsung menyampaikan kepada pak Arjuna bahwa inilah (maksunya penulis) yang tadi dibicarakan memalui SMS.Pak Arjuna pun melihat kearah penulis dengan mantap, dan setelah mangut-mangut sedikit beliau berdiri dan mengambil HP nya yang terletak di atas lemari.

”Dengarkan baik-baik” ujarnya.

Pak Arjuna pun mencari sebuah nomer kontak dalam Phonebook HP nya, kemudian ditekannya tombol OK.Setelah terdengar nada sambung, pak Arjuna menghidupkan mode Loudspeaker.

“Tuut…., tuuut…, tuuut.., “ nada itu berbunyia untuk beberapa kali.

“Halo Om.., pa kabar?” ahirnya sebuah suara lembut dan manja terdengar dari seberang sana.

Sambil melirik kearah penulis, pak Arjuna yang dipanggil Om, mulai berbicara.

“Ya salam doong.., anak UIN kok ga pake Assalamu’laikum”

“Ihh.., om bisa aja. Iyaaa…, assalamu’alaikum Ommm…,”

“Waalaikum salam., lagi dimana xxx (menyebut namanya) ?”

“Di kampus aja om., gimana, ada yang perlu “diservis”?” terdengar tertawa kecil,

“Hehe…, kamu tuh. Ga kok, om cuman nanya-nanya kabar aja. Kalau masalah “servis” sih, punya om aja ga bakal habis. Hahaha…, ya udah belajar yang rajin. Malam besok main ke tempat om yah.., ada sesuatu”

“Iya deh om.., dada omm mmmmuah”

“ Eh eh.., bentar, om lupa. Kamu di UIN Jurusan apa?”

“Ilmu Komunikasi Omm, Isoshum. Dah ya omm., daaa…,”

(Kalau pihak Dekanat Isoshum keberatan, silahkan buktikan dengan tes keperawanan di fakultas anda, khususnya I-Kom).

Penulis hanya bisa terduduk lemas di seberang meja pak Arjuna mendengar percakapan itu.Pak Arjuna pun menawarkan kepada penulis untuk menunjukkan bukti lagi, penulispun langsung menolaknya.Kami ngobrol-ngobrol sebentar mengenai kehidupan malam Jogja, dan menurut pak Arjuna, anak UIN (khususnya yang cewek) tidak pernah absen dalam perkembangannya.Bahkan beliau juga menjelaskan tentang kehidupan pasangan anak muda jaman sekarang yang berdasarkan pada cinta sementara, seks, dan uang.Jadi cukup mudah untuk mendapatkan “barang” mahasiswi manapun, termasuk mahasiswi UIN Sunan Kalijaga.Kami tidak lama di tempat pak Arjuna karena beliau telah ada jadwal untuk pergi, setelah berpamitan dan mengcapkan terima kasih, kami berkendara pulang.

Banyak lagi fakta-fakta yang penulis temukan dalam penelusuran ini, akan tetapi setidaknya 2 study kasus tersebut dapat memberikan gambaran kepada kita kondisi mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sebagaimana yang saya sampaikan di atas, mungkin hal ini sangat tidak mungkin, akan tetapi untuk membuktikannya penulis mempunyai beberapa usul.

1. Pihak kampus, cobalah turun ke masyarakat sekitar dan lihat kondisi dan pola hidup anak-anak UIN di kos-kosan dan warung kopi. Saya pastikan anda akan terkejut.

2. Hindari pendidikan liberal, giatkan kembali kajian-kajian kitab klasik.

3. Lakukan tes keperawanan setelah Munaqosah, dan hasil tes tersebut akan menentukan lulus atau tidaknya mahasiswi tersebut.

(akan lebih baik jika UIN melaksnakan tes keperawanan di awal dan ahir masa study. Hal ini sangat mungkin untuk di lakukan dengan fasilitas Poliklinik UIN yang tersedia. Insya Allah kebijkan ini akan mengurangi angka pelaku seks bebas di kalangan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Sumber: edukasi.kompasiana.com/2012/09/10/70-mahasiswi-uin-sunan-kalijaga-yogyakarta-sudah-tidak-perawan-492183.html

Lihat Juga : 2 Cara Tes Memeriksa Keperawanan Vagina Wanita dan Cara Hubungan Seks agar Tidak Hamil Tanpa KB dan Kondom

Baca juga Lomba Semprot Sperma Di Memek Gadis Gadis dan 5 Cara Jaga Kesehatan Seksual Untuk Pria. Anda sedang membaca 70% Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA Sudah Tidak Perawan.

34 Responses to "70% Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA Sudah Tidak Perawan"

  1. Anonim5 Oktober 2014 pukul 15.37

    aku nangissss . . . sumpah atiku ndredeg . . . . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim14 Oktober 2014 pukul 15.53

      sama bro....
      T_T
      g bsa jelasin..tp serius..sakit

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  2. Unknown6 Oktober 2014 pukul 17.58

    Wow ... mantap, 70% dari sekian % mahasiswi. Berarti banyak juga ya. tak cek nang kompiasa kok gak enek..

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  3. CRISTAL X7 Oktober 2014 pukul 16.41

    Masya Allah.... naudzubillah min dzaalik :(

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  4. Anonim9 Oktober 2014 pukul 15.12

    Datanya kurang valid, bisa di cross check dengan data sya berdasarkan riset...Tidak menggunakan sampling asal-asalan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim12 Oktober 2014 pukul 10.35

      Kalo di data ente brpa preaentasenya ?

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  5. Anonim9 Oktober 2014 pukul 22.09

    astagfirullah.. apakah smua imfo diatas itu benar??? ngeri, gak nyangka banget pas beres baca.. :(

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  6. Anonim10 Oktober 2014 pukul 16.26

    sebenarnya isi dari tulisan diatas memang ada benarnya, Dosen yang mengajar saya juga pernah melakukan hal yang sama dengan penulis artikel, berbicara langsung dengan mahasiswa uin juga yang ternyata bekerja sebagai wanita panggilan. untuk menguak informasi tersebut, harus keluar uang kira-kira satu juta rupiah (yang bersangkutan minta ngobrol di restoran cepat saji kelas elit+uang lelah wawancara+minta dibungkusin juga).

    intinya, kehidupan di jogja sudah sangat bebas, mungkin karena penulisnya orang uin (saya sekarang masih kuliah di uin juga) maka ambil samplenya uin (mudah-mudahan tulisan sampean dinilai positifnya). apa yang dilakukan ustad Iip Wijayanto yang orang UII juga sudah sangat terbuka, apalagi beliau juga turun kelapangan sendiri.

    at least, kita mulai dari diri sendiri, menciptakan lingkungan yang sehat, karena semua berawal dari lingkungan, mungkin mereka yang awalnya lugu, datang ke tempat yang memiliki atmosfer berbeda bisa dengan mudah dicekoki dengan berbagai hal, mari kita cekoki dengan nilai-nilai positif.
    thx

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  7. Anonim10 Oktober 2014 pukul 16.29

    Tulas ini lebih cocok ditulis di status facebook dari pada di kompasiana.
    dengan tambahan tag #gue_lagi_galau_level_dewa_karena_ditolak_cewek_uin.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  8. Ummu tsalatsa11 Oktober 2014 pukul 03.02

    kalau 'sample' nya anak kos2an ya... nggak 70 % tapi 30%... kalau 'sample' nya anak warkop dan anak2 kos yang doyan ngeluyur memang 70% percaya... dan kalau 'sample'nya anak2 yang tinggal di pondok wachid hasyim, krapyak, nurul ummah, dll. insya allah beda lagi... tinggal di pondok lebih aman... saya dulu di uin sukijo dan tinggal di kos. kesimpulan saya ya seperti itu... pergaulan bebas di depan mata. baik yang 'tahu' maupun tidak nggak jauh beda... hanya org2 yang berniat menjaga diri dan selalu minta perlindungan yang selamat...

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  9. Unknown11 Oktober 2014 pukul 18.10

    Test keperawanan???
    Yah bisa sepi-lah UIN, bisa drop mabanya..
    jaman kek ngene kok nanyain keperawanan!!!
    Perawan saat ini seperti doorprize, seperti event lucky yg kalo hoki yah dapet..

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  10. Bayu Purnama12 Oktober 2014 pukul 02.01

    Komentar saya sendiri sih sebenarnya sdikit percaya sdikit juga tidak. Namun di kalangan anak muda khusus'a di jogja memang cewek kampus yg bersangkutan memang terkenal akan seks bebasnya. Dari kehidupan pribadi saya sendri yang pernah kos di sekitaran kampus tersebut, Seks bebas dan kehidupan malam sudah seperti aktifitas wajib. Pokoknya beda lah ketika siang kelihatannya alim", pas malam, Nah lo.. Silahkan di tes kalau tidak percaya. Temen ane sendri juga sering melakukan hubungan tersebut dan menyarankan bahwa mangsanya adalah mahasiswi kampus tersebut, yang penting jangan sampai kebablasan mereka enjoy" aja.. Entah apa yg salah, saya sendri kurang faham, karna saya bukan salah satu penunggu kampus tersebut haha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim12 Oktober 2014 pukul 15.53

      baang, jumlah mahasiswa pedatang lebih banyak looh bang bayu purnama...kebanyakan anak kosan pun saya yakin mereka pendatang, kalo orang jogja sendiri kebanyakan ngelaju, p-p/pulang-pergi

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  11. arief12 Oktober 2014 pukul 07.15

    SHINE (MATIO AE) sing ngelakoni ngono

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  12. Kang Nasir12 Oktober 2014 pukul 07.35

    Sangat asal, itu ibarat orang buta melihat gajah, gajahnya di dalam kandang, yang dipegang kandangnya.
    Sama sekali tidak berdasar.
    Saya kebetulan mengajar di sana, bahkan berjabat tangan dengan mahasiswi pun tidak pernah.
    Paling tidak di kelas saya, di jurusan saya dan di Fakultas saya. Akhlaq masuk penilaian yg ketat di kelas saya, biasanya saya masukkan 100% sebagai pengali nilao akhir. Kalau akhlaqnya, ada kelakuan tidak bagus, maka pengalinya turun. Kalau nilai akhlaqnya 25% ya digunakan sebagai pengali nilai yg lainnya.
    Anda hanya menyimpulkan berdasarkan ghibah, kemudian digeneralisasi dan diposting di sini tanpa ada klarifikasi dan ini menimbulkan fitnah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Unknown12 Oktober 2014 pukul 20.45

      Coba pak ditelusuri kbenarannya dgn turun klapangan langsung demi masa depan generasi islam mndatang...

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Anonim14 Oktober 2014 pukul 20.15

      kalau menilai salah satuny dari berjabat tangan saya yakin itu masih kurang tepat pak..
      menilai akhlaq hanya ketika mereka di kelas atau didepan para pendidik saya rasa seringny mengecoh pak..
      mungkin bapak bisa mengusulkan kepada pihak kampus untuk lebih mewanti2 mahasiswa dan mahasiswinya agar lebih menjaga pribadinya di tengah arus kebebasan penuh kegilaan seperti ini pak, carany seperti apa mungkin bisa disesuaikan dengan penelitian di lapangan dan diskusi dengan seluruh warga kampus..
      jujur saya sendiri miris pak melihat hal seperti ini,saya kebetulan selaku mahasiswa kampus islam dijogja hanya bisa mengingatkan diri saya sendiri dan orang terdekat saya. saya yakin bapak punya kemampuan yg lebih besar untuk terlibat dan dapat menanggulanginya pak..

      Hapus
      Balasan
        Balas
    3. Unknown15 Oktober 2014 pukul 14.32

      Afwan,Pak saya pernah mendengar dari kakak saya waktu satu kos sama mahasiswi uin,emang kondisinya hampir kayak gitu pak,,jadi mohon pihak kampus juga terjun kelapangan pak,,,saya mahasiswa islam dari batam mohon sama bapak untuk berusaha keras mengatasi ini pak,,,hampir nangis saya mendengar ini, karena gag satu sumber pak,,

      Hapus
      Balasan
        Balas
    4. Balas
  13. Anonim12 Oktober 2014 pukul 07.36

    astagfirallah haladim... naudubillah..!
    saya alumni sana.. mengerikan...

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  14. ilham12 Oktober 2014 pukul 08.16

    Shock bacanya, mgkn karena yg d ajarkan n pengajarnya liberal kebanyakan

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  15. Unknown12 Oktober 2014 pukul 08.57

    Inalillahi Wainllailahi Rajiun Dunia udah snagat TUA. Manusia udh Berprilaku Binatang, waspada waspada waspada setan ada dimana2

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  16. Anonim12 Oktober 2014 pukul 13.12

    ternyata nggak semua cewek berjilbab itu baik kelakuannya .. subhanallah ternyata hanya penampilan luarnya yang baik , padahal dalemnya .. nggak taunya *elusdada*

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  17. Anonim12 Oktober 2014 pukul 13.29

    miris bacanya.. tapi kembalikan kepada kita, mereka yang sudah terlanjur tolong dibantu untuk dikeluarkan dari masalah itu dan bagi yang masih baru di jaga agar tidak menjadi korban baru...

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  18. Anonim12 Oktober 2014 pukul 19.01

    sedikit sharing, ane jg pernah maen ke kontrakannya anak rantau yg kuliah di UIN, ketemu dan ngobrol sama cewe beraliran semi punk kamar sebelah,sambil ngrokok santai dia cerita banyak tentang gelapnya kota jogja, pdhl ane yg asli jogja malah ga tau banyak -_- eee pas kenalan ternyata dia anak Pendidikan Agama Islam UIN coba, bahkan katanya dia kuliah dengan beasiswa *shock kaya ga percaya tp kenyataan

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  19. Anonim12 Oktober 2014 pukul 19.11

    kalo pengajian mta aja di bubarkan y gini jadinya

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  20. Unknown13 Oktober 2014 pukul 07.21

    Koq aq baru tahu ya? klo anak UIN mayoritas ga perawan, padahal saya juga alumni UIN yang lulusan 2011.. fakultas Adab. maklum, temen2ku dlu banyak yang anak pondoan. mayoritas dari temenku mondok di krapyak, wahid hasyim, pondok gede. klo 70% ga perawan mungkin tu salah. klo 30% kemungkinan ada kebenaran. karna dulu di kosku anak cowok emank ketat cowok ga boleh masuk, klo ada cowok masuk. pasti semua anak koz pada komplain dan anak yang memasukkan anak cowok tersebut biasanya dikucilkan. krna anak2 kozku semua pada kompak tdk boleh memasukkan cowok ke dalam kosan. dlu aq tinggal di kos 8A Sapen

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  21. Anonim13 Oktober 2014 pukul 10.05

    Anonim yang bilang > "ternyata nggak semua cewek berjilbab itu baik kelakuannya".. Hijab itu tidak menentukan nilai akhlaknya dan tingkat taqwanya.. hijab itu kewajiban wanita muslim... jangan hubungkan kelakuan buruk sama hijab.. untuk data diatas ,antara percaya ataupun tidak.. semoga mereka2 diberi kesadaran azab.. dan yang paling penting smoga ini bsa dijadikan motivasi untuk semua universitas dlm mnjga mahasiswa/i nya, tdk hanya mmberi ilmu formal, non formal, tp juga religi.. tdk ada salahnya mereka diajari sprti jaman SMP, ttng bahaya seks.. dan beri sanksi sebagai sanksi sosial supaya jumlahnya menurun.. :)

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  22. Anonim13 Oktober 2014 pukul 13.23

    yah bs mungkin bs gk mungkin... zaman skrg banyak bunglon...
    yg tau dan paham agama belum tentu dia menjalankan smw yang dia tau...
    tau dilarang, dosa tapi masih dilakuin...

    yah dosa masing'' yah... ^_^
    semoga saja saya dan sodara'' saya dan anak'' saya kelak bisa tetap menjaga kesucian diri...

    meski pengetahuan agama saya tidak sempurna...
    cukup tau bener salah aja ^_^

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  23. Anonim13 Oktober 2014 pukul 14.57

    bagaimana dengan laki-laki?
    cewek udah gak perawan, berarti cowok byk juga yang gak perjaka. bahkan mungkin lebih banyak. cewek memang bisa dibuktikan, tapi keperjakaan cowok, apa bisa dibuktikan? ya biarlah cewek2 yg usah gak perawan buat cowok2 yg udah gak perjaka... selesai.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  24. Anonim14 Oktober 2014 pukul 09.08

    saya rasa fenomena seks bebas gak cm di univ ini,namun di seluruh Indonesia bahkan sdh sampai pada tingkat sd. yang mbuat prihatin, kampus yang khusus belajar ilmu agama aja sudah separah ini (cowok maupun cewek) bagaimana mahasiswa/i di univ yang umum? selain itu, apabila nantinya lulusan univ islam ini kemudian jd guru agama di sekolah agama maupun umum. apa yang mau mereka ajarkan kpd murid2nya? ketika jd orang tua, bagaimana mengajari anaknya. sholat jalan tp maksiat jg, pamer penampilan alim tp sekedar penampilan bukan prilaku. Naudzubila min dzalik... gak heran negara ini selalu dilanda bencana krn murka Allah... namun bukan tes keperawanan yang menjadi jalan keluar krn seks bebas tidak akan terjadi tanpa kemauan dua belah pihak, laki2 dan perempuan. yang dibutuhkan adalah penekanan dan pemahaman agama tentang perbuatan dosa zina spt haramnya makan segala sesuatu yang mengandung babi, Juga mengenai moral dan akhlak seseorang sbg seorang manusia yang berbeda dgn binatang. pentingnya menghormati diri sebagai seorang manusia yang tidak gampangan dipakai spt pakaian. sekali lagi bukan hanya perempuan tetapi jg bagi laki2 yang harus ditumbuhkan kesadarannya.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  25. tazkirah malam14 Oktober 2014 pukul 13.00

    kemungkinan besar ....mungkin karna pendidik mereka gagal dalam mendidik
    kalau begitu buktinya aku besar kenyakinan kepada benarnya.
    gini saja kita lihat di sore hari atau hari minggu saja berapa banyak cewek berpergian dengan cowok yang tidak di temani mahramnya .dan berboncengan nya pun sudah bisa dikatakan tidak pantas mereka dikatakan orang2 terdidik.
    pendidik sudah gagal dalam mendidik
    ,itu judulnya lebih pas kepada pendidik sekarang

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  26. Anonim14 Oktober 2014 pukul 17.09

    Assallamu'alaikum Wr.Wb, sdkit sharing ttg ksah saya. Dlu saya pnah pacaran sm anak kampus tsb bertahun-tahun lamanya, ttpi saya masih gadis dan alhamdulillah, kami sudah lama putus. Krg lebih hampir tiga thn ini. Putus kami karena cwo saya slingkuh sm ank kmpus itu juga. Kepergok main d rmh kos adk klasnya yg jg ank kmpus tsb. Pdhal jrusannya jg keagamaan. Mnrt saya, jgan mnyalahkan kampus atau siapapun. Itu smw trgantung dr pribadi msing2. Qta sbg mnusia, baiknya sling mngingatkan stu sm lain. Jgan segan utk mnegur jka mmg itu negatif. Dan skg, saya amat sgat brsyukur krn tlah lama brpisah darinya. Luka d hati jg sudah disembuhkan oleh Allah. Krn saya pcy. Skenario Allah itu terbaik. Trima kasih. Sllu jaga akhlakul kharimah qta smw.
    -Saya(seseorang yg brada di belahan bumi Timur) :')

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  27. Anonim15 Oktober 2014 pukul 00.55

    Yah memang mengerikan fakta daripada survey, tp memang beginilah kelakuan mahasiswa/i jaman sekarang, Naudzubillah, gk cuman kampus Islam saja, di kampus swasta mungkin saja bisa lebih besar, mungkin jaman sekarang kedok lebih penting drpda harus jujur, sudah bertebaran lah macam2 manusia munafik seperti ini . harus lebih selektif sekarang dalam penerimaan mahasiswa/i jangan asla ambil nilai aja

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  28. CreativeIsMyLife15 Oktober 2014 pukul 16.11

    mw tidak mw itu yang ada di depan kita, cara membentengi diri dengan bnyak disibuk kan kerjaan, seneng sekarang susah besuk, klo pengen enak ya segera nikah aja plus kuliah . jauhi maksiat

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Artikel Terbaru

Cafe Susu Entri Populer

  • 100 Foto Cewek Jilboobs Paling Seksi dan Menonjol
    100 Foto Cewek Jilboobs Paling Seksi dan Menonjol - Cafe Susu . Fenomena tren hijab jilboobs kini sedang ramai jadi perbincangan di dunia ...
  • Hot Payudara Montok Gadis Cantik Malaysia
    Hot Payudara Montok Gadis Cantik Malaysia - Cafe Susu . Cewek malaysia memang sangat menjadi incaran para pelaku dunia maya yang ingin me...
  • 5 Tips Cara Agar Sex Tahan Lama dan Merasakan Kepuasan Berdua
    5 Tips Cara Agar Sex Tahan Lama dan Merasakan Kepuasan Berdua - Cafe Susu . Coba salah satu dari tips-tips di bawah ini untuk malam spec...
  • Foto Tirani Dwitasari Cewek Bandung Yang Imut Dan Cantik
    Foto Tirani Dwitasari Cewek Bandung Yang Imut Dan Cantik - Cafe Susu . Foto tirani dwitasari seorang cewek yang imut banget dari kota kemb...
  • Foto Jilboobs Jilbab Seksi Anissa Trihapsari Artis Indonesia
    Foto Jilboobs Jilbab Seksi Anissa Trihapsari Artis Indonesia - Cafe Susu . JillBoobs adalah sebuah Istilah yang ditujukan kepada para Hija...

The Amazing Place In Indonesia by Faizimyut
Back to top!
Copyright (c) 2014 Cafe Susu. All Rights Reserved Powered by Blogger.